Senin, 29 September 2014

Budidaya Lele Organik dan Seluk Beluknya

Hai sobat ternak, agak lama kami tidak memposting artikel karena kesibukan yang padat, kali ini akan kami lanjutkan pembahasan mengenai ternak lele. Pada postingan mengenai ikan lele yang terdahulu telah dijelaskan tentang usaha & budidaya lele praktis untuk pemula. Nah, postingan ini menyambung artikel diatas, tepatnya tentang budidaya lele organik yang kini tengah ramai ditekuni oleh para peternak lele di Indonesia. Ramainya budidaya lele dan tingginya permintaan pasar yang memang membuat banyak pihak tergiur akan keuntungannya, Namun, jangan sampai lupa, tingginya permintaan ini juga diimbangi dengan tingginya harga pakan lele yang juga terus melambung. Jika kita tidak kreatif dan terus menggunakan cara lama, sampai kapan kita akan bertahan dan tergerus oleh semakin mahalnya pakan. Dengan adanya teknik baru lele organik, hal ini dapat ditekan dan produksi kita tidak akan berkurang. Bahkan lebih praktis dan kualitas produksi dapat meningkat. Sekarang kami berikan penjelasannya.
budidaya lele organik, lele organis, ternak lele organis | usahaternak
Budidaya Lele Organik, Menguntungkan dan Ramah Lingkungan

Apa Itu Budidaya Lele Organik

Lele organik merupakan ikan lele yang dibudidayakan dengan menggunakan teknik budidaya lele yang ramah lingkungan. Yaitu dengan memanfaatkan setting mikroorganisme positif pada kolam dan siklus yang sama dengan habitat hidup ikan lele yang asli. Cara ini dikembangkan untuk meringankan beban para peternak ikan lele sangkuriang yang merasa keberatan dengan mahalnya harga pakan untuk pembenihan dan pembesaran lele. Karena semua pakan langsung tersedia oleh alam, tinggal kita olah agar dapat menjadi makanan yang bergizi bagi ikan lele. Jika selama ini banyak peternak yang menggunakan zat kimia dan terkesan mempercepat pertumbuhan ikan lele, maka cara ini dibuat untuk membuat kita sadar akan kesehatan dan baiknya kualitas lele yang dibudidaya dengan cara yang ramah lingkungan.

Keuntungan Budidaya Lele Organik

Banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan jika kita menggunakan cara budidaya lele organik dibandingkan dengan ternak lele metode lama yang membutuhkan banyak sekali penanganan. Beberapa poin yang kita dapat jika kita menggunakan metode lele organik adalah simpel dan hemat biaya. Adapun beberapa hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Menghemat pakan dari awal tebar sampai masa panen.
  2. Dapat menekan dan menghemat biaya peneliharaan.
  3. Prosentase kematian dapat ditekan sekecil mungkin.
  4. Tidak banyak memerlukan penggantian air, bahkan tidak sama sekali.
  5. Lebih menyehatkan dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan zat kimia sama sekali.
  6. Tidak bau karena mikroorganisme yang ada di kolam lele.
  7. Tekstur daging lele jauh lebih bagus dan gurih saat dimasak.

Prinsip Kerja Sistem Budidaya Lele Organik

Pada prinsipnya, penggunaan sistem lele organik adalah dengan mengandalkan mikroorganisme alami yang bertugas sebagai pengurai kotoran dan amoniak yang ada di kolam lele sehingga media pemeliharaan selalu sehat dan lele tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, sistem air tertutup yang digunakan dapat memunculkan pakan alami bagi lele. Kita hanya perlu membuat ramuan alami yang biasanya disebut sebagai kompos oleh para pembudidaya lele. Dan dengan pemberian probiotik, akan terjadi simbiosis mutualisme antara pakan alami dan mikroorganisme yang menguraikan kotoran pada kolam lele. Pakan alami yang dimaksud adalah mikroorganisme kecil yang disebut flok dan plankton. Indikator keberhasilan sistem terlihat pada air kolam. Jika berhasil maka air akan berubah warna menjadi sedikit merah kecoklatan dan tidak bau.

Teknik Budidaya Lele Organik Kotoran Sapi

Sebenarnya ada berbagai macam jenis dan cara yang dilakukan para peternak dalam mengembangkan lele organik. Mulai dari kotoran, lumut, probiotik, kapur gamping, kapur pertanian dan sebagainya. Namun, diantaranya yang paling populer adalah dengan media kotoran sapi. Produksi dan bobot lele meningkat dan kolam lele juga tidak berbau. Penggunaan kotoran sapi sebagai pakan organik bukan berarti kotoran sapi akan langsung kita berikan pada ikan lele, karena kotoran tersebut akan kita proses menjadi semacam kompos yang berguna sebagai pakan sekaligus media berkembangnya mikroorganisme kompleks pada kolam. Mari kita mulai step-by-step dari awal sampai akhir mengenai budidaya lele organik kotoran sapi.

Membuat Pakan Lele Organik & Persiapan Media

Yang pertama kita perlu persiapkan adalah media / kolam lele. Kita tidak perlu membuat kolam ikan lele dari tanah, karena nantinya kita menggunakan kompos dengan kotoran ternak yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak mikroorganisme. Kita bisa menggunakan kolam semen maupun kolam terpal lele. Ukuran bisa kita sesuaikan dengan kondisi lahan yang kita miliki. Biasanya ukuran 2 x 4 meter dengan tinggi air antara 80cm sampai 1 meter sudah cukup. Lebih besar lebih baik karena padat tebar dan waktu fermentasi kompos dapat lebih kita hemat.
kompos fermentasi pakan lele organik, lele organik kotoran sapi
Contoh Kompos Yang Akan Ditebar pada Kolam Lele
Bahan yang perlu kita siapkan untuk membuat kompos sebagai pakan lele organik diantaranya adalah kotoran sapi sebanyak 1 kwintal / 100kg, probiotik, tetes tebu 2 kilogram, tepung ikan secukupnya dan pupuk urea dua sendok. Kita campurkan dahulu semua bahan - bahan tersebut baru setelahnya kita masukkan ke dalam kotoran sapi. Sebenarnya kita juga bisa menggunakan kotoran unggas maupun domba, nanti akan kami bahas pada artikel selanjutnya. Saat ini kami bahas mendetail mengenai lele organik menggunakan kotoran sapi. Kotoran sapi / lembu tidak boleh terlalu kering dan terlalu basah, pastikan kondisinya hanya lembab dan mudah saat diaduk dengan campuran - campuran tadi. Setelah semuanya kita aduk sampai merata, maka inilah yang kita namakan sebagai kompos. Barulah kita mulai memasukkan kompos tersebut ke dalam kolam kosong yang akan kita gunakan sebagai media. Masukkan sampai rata menutupi semua media dengan ketinggian kompos 5cm sampai 15cm. Kemudian kita tambahkan air sampai ketinggian 30cm. Lalu kolam kita tutup dengan plastik tebal atau juga bisa menggunakan terpal. Kita tunggu kompos agar berfermentasi terlebih dahulu selama 15 - 20 hari. Namun sebelumnya, pastikan tidak ada campuran zat kimia pada media. Bau nantinya akan hilang bersamaan dengan fermentasi kompos.

Setelah melewati 15 hari biasanya kita sudah bisa membuka terpal dan bau sudah tidak ada lagi. Sedangkan di dalam media sudah tumbuh berbagai macam mikroorganisme dan larva kecil yang menandakan bahwa fermentasi dan pemupukan sudah berhasil. Terbentuknya mikroorganisme tersebut adalah yang dinamakan sebagai budidaya lele secara organik.

Menerbar Benih Lele Pada Kolam Organik

Setelah media organik berhasil, kita bisa mulai menebarkan benih ikan lele yang sudah kita kondisikan sebelumnya. Ukuran benih dan padat tebar juga sangat berpengaruh dengan siklus mikroorganisme kolam. Jadi kita harus benar - benar memikirkan dengan matang, kapan pakan alami habis dan pengaruhnya terhadap kebersihan kolam. Biasanya ukuran yang banyak digunakan oleh petani adalah lele berukuran 5 sampai 8cm. Tapi ingat, lele harus satu ukuran atau minimal selisih umur dan ukurannya tidak banyak berbeda satu sama lainnya. Selain itu kita juga wajib memberikan pakan buatan sebagai tambahan nutrisi.

Beternak lele organik bukan berarti hanya menggantungkan pakan utama lele pada plankton maupun flok yang tumbuh dalam kolam, tetapi pakan tambahan juga mutlak diperlukan. Disini kami menyarankan memakai pelet ikan lele alami yang banyak dijual di toko ikan hias. Karena kotoran yang dihasilkan akan dapat terurai dengan cepat sehingga menunjang kebersihan kolam media pembesaran.

Padat tebar benih lele yang baik untuk kolam lele organis adalah maksimal 350 ekor per meter kubik. Semakin sedikit semakin baik, tetapi tekanan produksi kadang membuat petani lebih menonjolkan pakan agar lele cepat masuk ukuran siap jual daripada mengikuti aturan padat tebar lele di kolam. Benih baiknya mulai dimasukkan pada saat kondisi udara tidak panas, antara jam 19.00 sampai jam 8.00 pagi dengan ketinggian air kurang 30 cm pada tahap awal tebar, kemudian setiap sepuluh hari air kita tambah sampai 40cm, begitu pula seterusnya sampai ketinggian air maksimal satu meter sampai masa panen. Tujuannya selain menambah ruang gerak bagi ikan lele yang tentunya semakin bertambah besar, menambahkan tinggi air dapat memicu pertumbuhan plankton dan pakan alami lele. Pengaruhnya pada air adalah menstabilkan kembali pH air yang sampai masa panen tidak perlu kita kuras.

Teknik Pemberian Pakan Untuk Budidaya Lele Organik

Tidak dapat dipungkiri pakan lele organik merupakan faktor utama yang wajib kita cermati. Karena sedikit saja kita salah perhitungan dan lalai, maka akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan lele dan imbasnya kontinuitas produksi kita akan terganggu. Seperti yang sudah saya singgung di atas, makanan utama dan pokok untuk benih ikan lele organik adalah plankton dan flok dalam kolam, namun pakan buatan seperti pelet juga wajib kita berikan secara terus - menerus. Hanya saja tidak sebanyak pemberian pada lele yang menggunakan sistem air terbuka dan kolam semen biasa. Sehingga dapat menekan biaya yang kita keluarkan untuk membeli pakan.

Teknik pemberian pelet / konsentrat baiknya adalah dua kali sehari pada pagi hari jam 6 pagi dan jam 6 sore. Kenapa kita buat jarak 12 jam saat memberikan pelet pada lele, karena dengan begitu kita bisa memantau kesehatan dan nafsu makan ikan lele. Jika kemarin lele menghabiskan satu kilogram pakan, maka bisa dipastikan lele yang sehat besok dapat menghabiskan satu setengah kilogram pakan. Selain itu, kita juga harus mengistirahatkan pencernaan ikan yang siklus  buang kotorannya adalah 12 jam. Dengan memperhatikan siklus pemberian pakan, maka kita nanti juga dapat mengontrol pertumbuhan pakan lele organik / alami yang dihasilkan dari kotoran lele yang terurai. Pemberian pakan juga jangan berlebihan pastikan lele sudah cukup kenyang dan tidak banyak pelet / konsentrat yang tersisa di kolam, karena dapat mempengaruhi pH air pada media yang sudah kita buat.

Pemeliharaan Kebersihan Air Pada Kolam Lele Organik

Ternak lele organik memang lebih ringan dan tidak begitu repot karena dapat menghemat waktu dan tenaga kita tanpa perlu menguras dan mengganti air pada kolam. Tetapi itu bukan berarti bahwa kita lepas tangan dengan kestabilan air yang menjadi media lele organik tersebut. Kestabilan pH air sangat - sangat penting, mengingat bahwa pertumbuhan mikroorganisme pada kolam dapat habis seketika jika kondisi air atau pH-nya sangat buruk (terlalu rendah atau terlalu tinggi). Apalagi lele yang tumbuh semakin besar juga akan menghasilkan kotoran yang lebih banyak, jika kita tidak tanggap dan hanya membiarkan hal tersebut, maka kondisi ekosistem dalam air media akan menjadi rusak dan pakan organis tersebut akan bermetamorfosis menjadi racun.
kolam lele organik, cara ternak lele organik
Parameter Air Lele Organik Tetap Wajib Diperhatikan
Biasanya air kolam mulai tercemar setelah lele masuk usia satu bulan. Ciri utama media ikan lele yang sudah menurun yaitu air menjadi berwarna merah gelap pekat karena plakton menurun dan air sudah sangat kotor akibat produksi kotoran lele. pH air menjadi rendah. Bau kolam yang tadinya tidak ada mulai muncul kembali dan lama - kelamaan akan sangat menyengat dan meracuni lele. Tandanya lele akan lemas dan tidak nafsu makan.

Cara yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah dengan mengencerkannya. Kita tambahkan air dan probiotik yang berfungsi sebagai pengurai pada kolam. Selain itu penguraian juga perlu waktu, jadi jauh - jauh hari jika sudah ada gejala tersebut, cepat - cepat kita lakukan penanganan. Air yang baik adalah air sumur atau air yang sudah kita endapkan. Jika air sudah keruh terlalu parah, mau tidak mau kita buang air yang lama dengan selang bersamaan dengan kita masukkan air yang baru, sehingga ikan lele tidak stress dan kaget dengan pergantian air. Namun jika hanya keruh dan bau biasa, kita hanya perlu menambahkan air baru saja.

Proses Panen Ikan Lele Organik

Ada teknik khusus jika kita akan memanen ikan lele hasil dari budidaya lele organik. Karena cara perawatannya berbeda, maka proses pemanenan juga berbeda. Jika pada budidaya lele biasa / konvensional ikan lele baru dipanen saat memasuki 3 bulan pembesaran, maka dengan budidaya lele organik masa panen dapat dipersingkat menjadi 45 hari atau 60 hari. Memang jelas pertumbuhannya lebih cepat karena pakan alami dan pakan utamanya selalu tersedia. Selain itu kita juga tetap memberikannya pelet walaupun tidak sebanyak pada budidaya lele konvensional.

Perbedaan utama adalah pada usia ikan lele, karena ikan lele organis cenderung masih muda pada saat dipanen karena pertumbuhannya sangat cepat (2 bulan), sedangkan pada budidaya lele biasa ikan lele cenderung sudah tua (3 bulan), sehingga penanganannya juga berbeda. Ikan lele muda lebih mudah terkena stress. Kita perlu berhati - hati dalam memindahkannya pada media yang baru. Jangan sampai lele stress berat dan pucat sehingga akan mati pada saat proses pengiriman.

Cara yang kita gunakan yaitu dengan penyesuaian air. Pastikan pada media baru yang akan kita gunakan untuk pengiriman, prosentase air baru dan air kolam organik adalah satu banding satu (50% air kolam  - 50% air baru). Air baru yang kita gunakan sebaiknya air sumur atau air yang bebas dari zat kimia (endapan). Dengan menggunkan prosentase tersebut, lele tidak akan stress karena perbedaan parameter air. Sehingga aman saat proses pengiriman dan saat akan dijual di pasar nanti.
panen lele organik
Panen Lele Organik Membutuhkan Penanganan Lebih
Demikian tadi artikel yang dapat kami bagikan tentang lele organik. Secara garis besar budidaya lele organik kotoran sapi memang terlihat sangat menguntungkan. Kami tidak mencantumkan analisis usaha dan biaya yang dihabiskan. Karena tidak jauh berbeda dengan cara budidaya lele biasanya. Hanya beberapa poin yang dapat kita hemat dan proses pembesaran lele menjadi lebih singkat. Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara organik ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak lele yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas setempat. Karena bisnis ikan lele ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan lele yang membludak bagaikan bahan pokok ini. hehehe.... Salam Ternak, Salam Sukses :)

Jumat, 05 September 2014

Panduan Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula

Halo sobat, setelah sekian lama tidak bersua, tim usahaternak mencoba untuk kembali menyapa sobat ternak semua melalui informasi singkat yang semoga berguna bagi semua penghobi ternak. Artikel kali ini mengenai panduan usaha budidaya lele praktis agar sobat sekalian tidak bingung ketika akan memulai bisnis lele. Sebelumnya memang banyak sekali pertanyaan yang masuk pada kami mengenai bisnis lele ini, mengingat trending bisnis ikan lele tidak pernah pasang surut, dan peminatnya bisnis ini semakin tahun ke tahun semakin meningkat yang tidak lain dipengaruhi meningkatnya konsumen ikan lele, baik untuk konsumsi, usaha pemancingan lele, maupun dijual di pasaran. Selain beberapa faktor tersebut, bisnis lele memang dikenal mudah untuk dilakukan dan dengan biaya yang cukup murah sehingga bisa dibilang cukup cerah prospeknya. Namun, pada prakteknya tidak banyak yang tahu dan cukup jeli untuk melihat peluang usaha budidaya dalam bisnis ternak ikan lele.
Di sisi lain banyak juga pihak yang beranggapan bahwa bisnis budidaya lele termasuk kategori sulit dikarenakan sulit mengadaptasikan bibit lele dengan lingkungan dan cuaca sehingga bibit yang ditebar banyak yang mati. Sudah saatnya kita melupakan ketakutan akan hal tersebut, karena untuk melakukan sebuah bisnis ternak kita harus berani ambil resiko dan terus berinovasi bagaimana bibit lele yang ditebar bisa tetap bertahan dan jumlahnya juga tetap. Sebelum memulai pertama persiapkan niat dan selalu berpikir positif bahwa usaha ternak lele ini selain sebagai bisnis juga sebagai hobi sehingga kita bisa selalu melakukan segala halnya dengan senang tanpa perlu susah. Baiklah tanpa berlama-lama, akan kami berikan panduan lengkap usaha ternak lele step-by-step dari mana memulai hingga pemanennya, agar sobat ternak dapat mengikuti secara berurutan tanpa perlu kebingungan dalam praktek bisnis lelenya.

Panduan Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula - Usahaternak
Bisnis ikan lele tidak pernah kehabisan peminat

Persiapan Kolam Budidaya Lele

Tahapan paling awal sebelum memulai bisnis usaha budidaya lele, sejenak sobat harus memikirkan masalah tempat untuk budidaya dan ternak lele. Paling tidak yang harus sobat sediakan adalah lahan/tanah kosong yang nantinya akan dibangun kolam lele. Sebetulnya di dalam ternak budidaya ikan lele ada berbagai macam jenis kolam yang bisa diaplikasikan antara lain cara ternak lele dengan kolam tanah, ternak lele kolam semen, ternak lele kolam terpal, keramba, dan sebagainya. Setiap tipe kolam pasti memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, namun dengan melihat kondisi lingkungan, dana, dan lahan kita bisa menentukan alternatif kolam yang paling cocok untuk bisnis ikan lele.
Jika memiliki lahan yang cukup luas alangkah baiknya jika menggunakan tipe budidaya dengan kolam tanah, karena selain lebih banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan lele pada umumnya, kolam tanah juga lebih baik dalam membentuk ekosistem kolam yang mature dan penuh nutrisi organik yang diperlukan ikan lele untuk perkembangannya. Karena idealnya media kolam untuk ternak ikan lele paling tidak harus memiliki konstruksi yang sesuai, mempunyai sumber daya dan kualitas air yang baik, dan mempunyai siklus ekosistem yang baik. Untuk ukuran kolam tanah dan kapasitas ideal agar usaha budidaya lele bisa maksimal antara lain:

- Kolam dianjurkan memiliki kedalaman sekitar 1-1.5 meter agar cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar kolam untuk perkembangan bakteri di dasar kolam.
- Untuk ukuran kolam bisa dibuat 2x4 meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung ketersediaan lahan dengan mempertimbangkan jumlah bibitan lele yang akan ditebar.
- Idealnya tingkat kepadatan bibit untuk kemudahan perawatan bibit lele per meter persegi (m2) nya adalah 200-400 ekor, jadi pertimbangkan lebih dahulu jumlah total bibit yang akan disebar. 

Dengan mengikuti aturan di atas, mesalah kematian ikan lele kemungkinan besar bisa diminimalisisr bahkan bisa di nol kan. Dalam pembuatan kolam ikan lele (khususnya kolam tanah) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan agar konstruksi dan kualitas kolam baik, langkah-langkah yang harus disiapkan adalah:

- Pengeringan dan Pengolahan Tanah Kolam
Tahapan pertama sebelum menggunakan kolam untuk ternak lele pemula, setelah kolam tanah dibuat yang harus dilakukan adalah melakukan pengeringan dengan sinar matahari langsung sampai benar-benar kering. Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk mematikan mikroorganisme patogen negatif yang menjadi sumber penyakit. Biasanya memakan waktu satu minggu atau kurang dari itu dengan pencahayaan matahari yang terik, untuk mengetahui kering atau tidak bisa dilihat dari tekstur tanah yang mulai terlihat retak-retak. Setelah itu baru dilakukan pembajakan atau pencangkulan permukaan tanah dalam kolam agar tanah menjadi gembur, seperti halnya ketika membajak tanah di sawah sebelum dilakukan penanaman. Namun sebaliknya, pada dinding kolam perlu ditekan-tekan agar menjadi keras dan padat lalu keringkan, ini tujuannya agar dinding kolam tidak ambrol/longsor saat pengisian air.

Panduan Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula - usahaternak
Kolam tanah, jenis metode budidaya lele yang umum digunakan

- Pemupukan dan Pengapuran Kolam

Setelah melalui tahap pengeringan kolam dan tanah sudah benar-benar kering, saatnya pemberian kapur. Jenis kapur yang umum dgunakan adalah tohor atau kapur dolomit. Pengapuran dilakukan melalui penebaran secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam lalu cangkul-cangkul lagi agar tercampur dan meresap ke dalam tanah. Untuk dosis pemberian kapur sangat tergantung pada luas kolam lele, pada umumnya menggunakan takaran 250-500 gram per meter perseginya. Pengapuran ini berfungsi untuk menyeimbangkan kadar keasaman kolam dan untuk membasmi mikroorganisme merugikan yang nantinya bisa menimbulkan hama dan penyakit pada ikan lele peliharaan. Jadi jika tanah terlalu asam bisa dilakukan dosis yang lebih banyak pada kapur yang ditebar.

Setelah pengapuran, selanjutnya adalah tahap pemupukan bagian dasar kolam yang bertujuan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme/bakteri, plankton, dan cacing. Cacing selain sebagai penyubur juga sebagai pakan alternatif alami bagi lele, begitu juga bakteri yang berguna untuk menguraikan endapan sisa pakan dan sisa kotoran lele agar tidak menjadi racun/amoniak. Sementara fitoplankton juga berperan sebagai makanan alami lele. Untuk pemupukan bisa menggunakan pupuk organik bisa berupa pupuk kandang maupun kompos yang dicampur dengan pupuk anorganik seperti urea dan TSP. Untuk dosis pemupukan, per meter perseginya memerlukan 250-500 gram pupuk organik dan 30gram gram pupuk anorganik (15 gram urea, 15 gram TSP).   


- Pengaturan Sumber Daya Air Kolam
Setelah semua tahap pengeringan hingga pemupukan selesai, saatnya melakukan pengisian air ke dalam kolam. Pada kolam usaha ternak lele ketinggian permukaan air dari dasar kolam idealnya di kisaran 100-150cm. Proses pengisiannya pun tidak bisa langsung dipenuhi di ketinggian 150cm, tetapi diisi sepertiganya dulu sekitar 50cm, atau lebih sedikit lagi 30cm, yang penting perkirakan dasar kolam masih terkena paparan sinar matahari langsung. Umumnya penentuan ketinggian juga melihat pada tingkat kekeruhan air kolam, jika air bening tentunya di ketinggian 50cm pun tidak masalah. Tujuan pengisian air sepertiga ini ditujukan agar biota di dasar kolam dapat berkembang biak dan berfotosintesis, utamanya adalah fitoplankton yang memanfaatkan pupuk pada dasar kolam untuk tumbuh dan berkembang biak. Fitoplankton merupakan pakan alami bagi bibit ikan lele terutama untuk ukuran burayak lele karena ukuran burayak masih belum bisa memakan makanan instan yang halus sekalipun. Biarkan kolam selama satu minggu atau sampai airnya berwarna hijau (green water) dimana hal tersebut menunjukkan bahwa fitoplankton sudah berkembang biak dengan baik, dan menjadi persediaan pakan alami bibit lele sampai dapat memakan pelet ukuran mikro. Setelah air kolam sudah berwarna hijau (semakin pekat semakin baik), bibit lele siap ditebarkan ke setiap sudut kolam sambil menambahkan air secara perlahan samapai ketinggian sekitar 100cm.

Pemilihan dan Penebaran Benih Lele

Sebelum memilih dan melakukan penebaran benih alangkah baiknya kita mengetahui karakter ikan lele, mungkin beberapa sahabat ternak belum banyak yang mengetahui karakter dari ikan lele peliharannya. 

1. Ikan Lele dapat/lebih cocok hidup dengan suhu lingkungan antara 20 derajat C - 28 derajat C.
2. Air kolam ikan lele sebaiknya bukan air dari hasil limbah industri pabrik (yang bersifat kimia/anorganik).
3. Ikan lele menyukai perairan yang tenang meskipun keruh dan sedikit kandungan oksigennya. Namun bila air mulai bau dan jenuh lalu terlihat lele mengambang sebaiknya air segera diganti paling tidak 50%.
4. Permukaan kolam sebaiknya tidak tertutup, tetapi bisa juga dilakukan penutupan yang tujuannya untuk menjaga kestabilan suhu kolam dengan syarat sirkulasi udara dan cahaya matahari masih bisa masuk. 

Panduan Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula - usahaternak
Bibit lele yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya lele

Pada tahap pemilihan bibit usahakan memilih bibit yang berkualitas, karena nantinya ini cukup berpengaruh pada keberhasilan bisnis lele kita. Logikanya para peternak lele jaman sekarang sudah pintar memilih jenis lele yang berkualitas, mereka juga paham selera konsumen mereka yang hanya mengambil ikan lele yang hanya kualitas bagus. Dan lagi lele kualitas bagus dikenal memiliki daya tahan dan kondisi fisik yang lebih baik dari lele non kualitas. Jangan lupa untuk membeli bibit lele berkualitas dari penjual langganan sobat yang sudah terkenal kualitasnya dan sudah menjadi langganan pastinya. Mengenai bibitan ikan lele yang direkomendasikan, sobat bisa memilih jenis ikan lele sangkuriang yang merupakan perkembangan dari lele jumbo. Budidaya ikan lele jenis sangkuriang lebih menguntungkan karena lebih cepat besar dan ukuran tubuh yang lebih berisi dari lele jumbo sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih bersaing.
Pastikan benih lele yang sudah kita beli dan siap ditebar benar-benar sehat, gerakannya lincah gesit normal, tidak ada luka atau cacat pada tubuhnya, dan tidak ada penyakit atau jamur. Untuk kelas bisnis dan budidaya hindari membeli benih yang terlalu kecil karena selain kualitasnya sulit diidentifikasi, daya tahan bibit lele yang terlalu kecil masih angin-anginan. Standardnya ambil bibitan lele dengan ukuran 5-7cm, dalam waktu 3 bulan dengan perawatan yang normal akan didapatkan ikan lele ukuran konsumsi. 
Penebaran dilakukan secara bertahap, ketika wadah pembungkus datang usahakan langsung rendam di kolam minimal 1 jam agar bibit lele menyesuaikan suhu air di kolam sehingga nantinya ketika ditebar tidak kaget. Jika sudah siap, bibitan lele siap ditebar dengan takaran 200-400 ekor untuk per meter perseginya dengan kondisi kedalaman kolam 1-1,5 meter.

Pemilihan Pakan Budidaya Lele

Dalam menentukan pakan budidaya lele kita harus jeli memilih jenis pakan dari berbagai merk di pasaran yang memiliki kualitas. Pakan yang baik memiliki rasio jumlah pakan lebih kecil berbanding dengan rasio pertumbuhan daging. Semakin kecil rasio jumlah pakan (di bawah 1 cm) maka dapat dipastikan kualitas pakan semakin baik. Selain pakan utama, dalam usaha lele juga diperlukan pakan tambahan. Biasanya pakan tambahan berfungsi sebagai alternatif jika harga pakan utama dirasa terlalu mahal, sehingga porsi pakan utama dikurangi dan digantikan dengan tambahan pakan alternatif yang lebih murah.

Panduan Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula - usahaternak
Pelet ikan, nutrisi komplit dalam bentuk yang praktis

Pemberian pakan utama lebih baik diberikan pada sore atau malam hari ketika ikan lele sedang aktif. Porsi, frekuensi, dan aturan pemberian pakan lele adalah 4-5 kali sehari, perkirakan bahwa setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari berat bobot tubuhnya. Berikan secukupnya, bila lele mulai malas memakan pakan utama hentikan pemberian pakan. Pakan utama umumnya berupa pelet ikan yang mengandung protein hewani (30%), lemak (15%), karbohidrat (20%), dan vitamin. Kita juga harus pintar memilih di pasaran, pakan mana yang memenuhi seluruh standard kebutuhan nutrisi ikan lele. Sementara itu untuk pakan bibitan lele yang cukup kecil bisa diberikan pakan alami berupa fitoplankton (green water), kutu air, cacing kecil, dan jentik-jentik.
Di samping memberikan pakan utama, pemberian pakan pendamping juga diperlukan untuk menghemat biaya pengeluaran pakan. Umumnya pakan tambahan dapat berupa keong mas atau bangkai ayam. Sebelum diberikan pada ikan lele, terlebih dahulu cincang-cincang dagingnya sampai halus lalu berikan pada ikan lele. Jika dilihat dari kandungan nutrisinya, paka tambahan tersebut tidak kalah nutrisinya dari pakan utama. Sehingga jika memberikan pakan tambahan pada ikan lele, maka porsi pakan utama harus dikurangi. Dalam pemberian pakan lele jangan sampai telat dan kurang, karena bisa memicu kanibalisme ikan lele besar yang bisa mengancam ikan lele yang lebih kecil.

Sekian panduan lengkap budidaya dan bisnis ikan lele dari tim usahaternak, semoga bermanfaat dalam membantu mensukseskan bisnis ternak dan budidaya ikan lele anda. Bila ada yang masih kurang jelas bisa langsung ditanyakan. Jangan lupa juga berdoa agar bisnis anda semakin sukses dan berkembang. Salam ternak!